Welcome to Palembang!
Welcome to Palembang! The OLDEST city in Indonesia (683 AD), and the second oldest city in Southeast Asia (after Hanoi in Vietnam).
Because it's the oldest city, so we went there to visit historical relics and sites that spread across the city. I'm kidding. We went there to attend our friends' wedding. Thanks for TPM fellas for allowing me to join the trip!
18:18. And the train would depart at 18:20, and we hadn't bought the tickets. and if we missed the train, we should wait for quite long since it's not as frequent as MRT Jakarta.
Alhamdulillah we made it! The train was empty. The interior is similar with MRT Jakarta. The most noticeable difference is on the handrail's color. It's yellow in Palembang, and white in Jakarta.
19:05. Cinde LRT station. It's nice and clean, like its brother in Jakarta. The difference perhaps it's very uncrowded here.
Apparently, the LRT route in Palembang is 24.5 km, while MRT route in Jakarta is only 15.7 rate (so far for the phase 1). .
While avg daily passenger for LRT Palembang is 4-5k, while it's 91k in Jakarta. Whoa, jomplang banget ya.
Jadi penasaran, apakah LRT Palembang secara ekonomi menguntungkan? Sbg penumpang sih saya seneng2 aja. Tapi misalnya saya adalah penduduk Palembang yg bayar pajak? Anyway, saya kan bukan penduduk Palembang, ya udah lah ya, wkwk.
19:09. I stayed at RedDoorz during my stay in Palembang. Well, it's my first time staying at RedDoorz. Why I stayed at RedDoorz? Selain harganya terjangkau, lagipula saya hanya sendirian dan cuma numpang tidur.
Eh kok sendirian. Yang lain gimana? Nah berhubung saya ikutnya last minute, jadinya yang lain sudah booking hotel. Kok saya ga ikut nginep di hotel? Males bayar lebih aja sih. Lol. Plus ingin nyoba RedDoorz aja. Entah mengapa unless bener2 ingin leisure, atau merasakan fasilitas hotel, atau dapet hotelnya dengan view yang oke, menurut saya ya isi hotel gitu2 aja kok. Apalagi kalo cuma buat numpang tidur ya.
Misal sampe hotel jam 19. Check in. Makan malam di luar baru balik jam 22. Terus tidur. Bangun anggap jam 5-6. Terus jam 8 breakfast, terus keluar hotel untuk beraktivitas.
Sebenernya saya seneng juga sih nginep di hotel bagus. Kadang tergantung mood aja. Lol. Satu kali, "ngapain sih, kan sayang uangnya?". Di lain kali, "duh tanggung, mending yang bagusan sekalian aja ga sih mumpung di sini". lol
Okay back to topic. Jadi menurut saya RedDoorz oke lah buat numpang tidur. Ada air hangat, AC, dan kamarnya relatif bersih. Ohya, di depan penginapan yg berlokasi di jln Sudirman itu, berhubung itu malam minggu, jadi ada pasar malam. Sungguh ramai!
20:39. Malam itu kami makan di luar bersama. Tujuannya adalah Restaurant Riverside. Jaraknya sekitar 1.5 km dari hotel tempat kawan2 menginap. Kata Google Maps, sekitar 20 menit jalan kaki. Ga terlalu jauh lah ya. Jadi kami putuskan untuk jalan kaki saja.
Rute terdekat untuk menuju ke sana, kalau berjalan kaki, ternyata umm, cukup "menarik". Jadi lewat jalan2 kecil, gang2 sempit nan gelap. Kalau sendirian sepertinya saya bakal mengurungkan diri dan cari rute lain.
Alhamdulillah, berbekalkan Google Maps, setelah melalui jalan berliku, akhirnya kami sampai juga di restoran yang berlokasi di tepi Sungai Musi ini. Soo exciting! Kami sudah lapar!
20:58 Restoran tersebut besar dan sangatlah ramai. Berlokasi di tepi Sungai Musi, kami yang di sana sebagai turis berusaha mencari lokasi dengan view yang bagus. Ya di deket2 sungai gitu lah. Untungnya sungainya ga kayak ciliwung ya. Kalo kayak ciliwung, pastinya kami cari yang jauh2 dari sungai.
Spot yang kami incar untung saja pas banget baru ditinggalkan oleh tamu sebelumnya. Langsung buru2 kami duduki dan kemudian kami pesan makan.
Agak lupa sih kami pesan apa saja dan rasanya gimana. Seingat saya sih rasanya enak ya, tapi memang lagi lapar juga sih. lol.
Ohya, spot tempat kami duduk itu bisa langsung melihat pemandangan jembatan ampera. Sungguh indah, dan syahdu. Well, ga syahdu juga sih karena restoran tersebut menerapkan konsep open mic. Kebetulan tamu2 yang menyumbangkan suaranya saat itu kebanyakan cukup fals. @rosaliaad disuruh nyanyi tapi malu2 kucing. Gagal request biduan ibukota utk urun suara.
Kami lalu melalui Benteng Kuto Besak. Benteng Kuto Besak merupakan satu-satunya benteng yang dibangun oleh orang Indonesia, bukan oleh penjajah kolonial seperti Portugis atau Belanda. Katanya. Bangunan ini adalah lambang supremasi Kesultanan Palembang Darussalam. Hmm, saya baru ngeh ada kesultanan ini di Palembang, hehe. Benteng ini sendiri dibangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin I, kakeknya Mahmud Badaruddin II yang namanya dipakai jadi nama bandara kota Palembang.
Benteng Kuto Besak mengalami tiga peralihan fungsi, yaitu sebagai istana kesultanan, benteng pertahanan, dan sekarang menjadi rumah sakit. Konon katanya satu2nya di Indonesia yang mengalami peralihan seperti ini.
22:43.
Ternyata sudah semakin malam, tapi suasana masih sangat ramai. Yaa, dan
sampah dimana-mana juga. Kalau ingin merasakan kehidupan muda-mudi
Palembang di Sabtu malam, tampaknya ini adalah spot yang tepat.
Kami kembali ke penginapan dengan memanggil g#car. Sungguh sudah uzur, tak sanggup lah jalan sudah lelah.
No comments:
Post a Comment